Hikmah Dibalik Penghinaan Terhadap Islam

   Beberapa bulan belakangan, kita umat Islam, dihebohkan dengan adanya penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. (Shalalallahu 'alaihi wa aalihi wasalam) melalui film Innocence of Muslims dan kartun Nabi Saw yang dimuat di salah satu majalah Prancis. Sebagai muslim, tentu hal tersebut membuat kita jengkel dan marah. Kita marah bukan saja karena mereka telah menghina Nabi Muhammad Saw dan memutarbalikkan fakta sejarah tentang keagungan beliau, tetapi lebih dari itu, karena kita tidak pernah melakukan hal yang sama dengan menghina agama dan kepercayaan mereka. Karena bagi muslim berlaku ketentuan Qur'an: "Laa ikraha fi diin" (Tidak ada paksaan dalam beragama) dan "Lakum diinukum waliyadin" (Bagimu agama dan kepercaanmu), sehingga setiap muslim wajib menjunjung tinggi dan menghormati kebebasan dan keberagaman dalam beragama. Maka tidak bisa disalahkan jika kemudian, karena penghinaan tersebut, memunculkan berbagai macam reaksi di seluruh dunia. Bahkan tidak sedikit yang melakukannya dengan reaksi berlebih, seperti melakukan demontrasi yang disertai dengan pengrusakan.

Hitler tidak sama dengan Kristen, Hitler ya Hitler, Kristen ya Kristen, Muslim tidak pernah menyamakan keduanya.

     Aneh memang cara berpikir orang-orang picik ini, jika ada segelintir muslim yang berkelakuan buruk atau jahat seperti terroris maka seluruh umat muslim dicap buruk dan jahat, bahkan ajaran Islam pun dinistakan. Tapi pernahkah muslim mencap buruk umat Kristiani lantaran kekejaman Hitler dan tentara SS (Schutzstaffel)-nya? Pernahkah muslim menghina ajaran Kristen lantaran pembantaian yang dilakukan oleh Benito Mussolini, Raymond Westerling, dan Radovan Karadzic? Atau pernahkan muslim menghina umat dan ajaran Hindu/Budha lantaran sepak terjang Mao Zedong dan para pengikutnya? Tidak!!! Muslim, tidak akan pernah menghina umat dan ajaran agama manapun di dunia ini. Jika ada segelintir orang yang beragama Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, atau lainnya, melakukan kejahatan. Itu adalah kejahatan pribadi, bukan kejahatan seluruh umatnya atau ajaran agamanya mengajarkan demikian. Begitupun ketika di Amerika, Amerika Latin, Eropa, Australia, dan Rusia yang menjadi pelacur, pencopet, perampok, pemerkosa, pembunuh, pengemis, dan gelandangannya beragama Kristen/Katholik, atau ketika di India dan Bangladesh yang menjadi pelacur, pencopet, perampok, pemerkosa, pembunuh, pengemis, dan gelandangannya beragama Hindu/Budha, kita tidak menganggapnya bahwa hal tersebut akibat dari ajaran agamanya melainkan karena mayoritas penduduknya. Tapi anehnya, ketika di Indonesia, yang mayoritas penduduknya muslim, dan yang menjadi pelacur, pencopet, perampok, pemerkosa, pembunuh, pengemis, dan gelandangannya kebanyakan beragama Islam maka agama Islam-lah yang dihina dan dicap sebagai agama yang buruk. Sungguh keterlaluan!!! Begitu picik dan kerdilnya pikiran mereka!!!


Dan Nabi Muhammad Pun Tersenyum

     Kita boleh jengkel dan marah terhadap berbagai penghinaan yang ditujukan kepada keyakinan kita, tapi kemarahan dan kejengkelan tersebut cukuplah berada dalam hati dan pikiran kita, tanpa harus dilampiaskan dengan berbagai demonstrasi yang merusak, yang justru akan memperburuk citra Islam itu sendiri. Bahkan, jika hal itu (demontrasi) dilakukan, tanpa kita sadari sebenarnya kita telah dikonfrontasi dengan sesama muslim karena para demonstran dan mayoritas polisi yang menghadangnya adalah sama-sama muslim. Jika saja Rasulullah Saw (Shalalallahu 'alaihi wa aalihi wasalam) masih hidup, tentu beliau hanya tersenyum dan mendo'akan orang-orang yang telah menghina dirinya. Sejarah menceritakan bagaimana sikap Rasulullah Saw ketika dilempari batu di kota Tha'if, beliau hanya berdo'a untuk kebaikan penduduk kota tersebut di masa datang dan menolak tawaran malaikat Jibril yang akan menghancurkan kota tersebut sebagai hukuman terhadap penduduknya yang telah melempari beliau. Sejarah juga mencatat bagaimana sikap Rasulullah Saww ketika saban hari dihina oleh seorang pengemis buta, tetapi setiap hari itu pula Rasulullah Saw selalu menyuapinya hingga beliau wafat. Atau bagaimana Rasulullah Saw menjadi orang yang datang paling pertama untuk menjenguk seorang Yahudi yang tengah sakit, padahal si Yahudi tersebut adalah orang yang paling membenci dan memusuhi beliau.
    Begitulah sikap kita seharusnya terhadap para penghina Nabi Saw dan Islam, seperti sikap yang ditunjukkan Nabi Saw terhadap orang-orang yang menghinanya. Kita harus mendo'akan mereka agar mereka dibukakan pintu hati dan pikirannya supaya bisa berpiki jernih, logis dan lugas tanpa ada prasangka dan kebencian. Amin...


Hikmah Dibalik Penghinaan Terhadap Islam

      Mungkin kelihatannya aneh jika dikatakan bahwa dengan adanya berbagai penghinaan terhadap Islam dan sikap Islamophobia di dunia barat justru menguntungkan bagi Islam itu sendiri. Tapi begitulah kenyataannya. "Wamakaru wamakarallah wallahu khairulmakirin" (QS, 3:54). Mereka merancang tipu daya dengan berbagai macam penghasutan, penghinaan, dan upaya untuk mendiskreditkan dan menyudutkan Islam. Tapi ingatlah, sesungguhnya Allah sebaik-baik pemembalas tipu daya. Kita mungkin masih ingat dengan kejadian pemboman WTC (9/11/2001) oleh sekelompok terroris yang mengatasnamakan Islam. Dengan adanya kejadian tersebut agama Islam pun disalahkan dan penganutnya dicurigai dan dicap terroris. Tapi anehnya, semakin dijelek-jelekan semakin banyak warga Amerika dan Eropa yang memeluk agama Islam pasca pemboman WTC tersebut. Begitupun pasca peluncuran film "Innocence of Muslims", penjualan buku-buku Islam di Inggris malah naik 30%, termasuk buku-buku terjemahan Al-Qur'an dan Sejarah Nabi Muhammad Saw.

Wallahu A'lamu Bish Sowab.

0 Response to "Hikmah Dibalik Penghinaan Terhadap Islam"

Post a Comment